Cegah Coronavirus, Saatnya Berhenti Mengkonsumsi Daging Hewan Liar

Hasil investigasi pada Journal of Medical Virology mengungkapkan bahwa wabah novel coronavirus mungkin berasal dari ular. Namun, dugaan ini ditampik oleh peneliti lain dari Pasteur Institute of Shanghai, China. Alih-alih berasal dari ular, mereka meyakini bahwa novel coronavirus muncul akibat konsumsi hewan liar.

Mengapa ada orang yang senang mengonsumsi hewan liar?

Sumber: Pinterest

Pasar Huanan yang disinyalir menjadi tempat awal munculnya novel coronavirus belakangan diketahui tak hanya menjual makanan laut. Pasar ini ternyata juga menjual hewan liar seperti kelelawar, landak, dan ular, serta makanan yang diolah dari daging hewan liar tersebut.

Sejak merebaknya wabah novel coronavirus, banyak pedagang di sana telah menutup keterangan menjual hewan-hewan liar pada toko mereka. Meski demikian, hal ini tidak menyurutkan minat masyarakat yang sudah terbiasa mengonsumsi daging hewan liar.

Masyarakat di sejumlah negara, begitu pun Indonesia, memang memiliki kegemaran terhadap bahan pangan yang tidak umum ini. Padahal, minimnya kebersihan membuat pasar hewan liar menjadi tempat potensial untuk penyebaran penyakit, termasuk infeksi novel coronavirus.

Bagi kelompok masyarakat tertentu, daging hewan liar dianggap sebagai makanan yang lezat dan lebih bernutrisi dibandingkan hewan ternak. Makanan ini juga dilihat sebagai simbol kekayaan karena harganya mahal dan lebih sulit didapatkan.

Konsumsi daging hewan liar juga kerap diterapkan dalam pengobatan tradisional China. Tidak sedikit yang percaya bahwa daging liar dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan menyembuhkan berbagai penyakit.

Pandangan ini masih sulit diubah sekalipun zaman telah berkembang pesat. Tanpa kebijakan yang ketat, pasar hewan liar masih akan tetap bertahan dan meningkatkan risiko penularan sejumlah penyakit, tidak terkecuali novel coronavirus.

Bahaya keberadaan pasar hewan liar

Sumber: Business Insider Singapore

Novel coronavirus memiliki kemiripan dengan virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) yang mewabah pada tahun 2002. Keduanya berasal dari famili coronavirus yang sama, tapi dengan tipe yang berbeda.

Seperti coronavirus lainnya, virus SARS-CoV diduga menyebar dari hewan ke manusia. Virus ini awalnya menginfeksi kelelawar, lalu menular antarspesies ke musang dan akhirnya menginfeksi manusia di provinsi Guangdong, China selatan.

Para ilmuwan yang meneliti novel coronavirus dari China meyakini bahwa virus ini juga menginfeksi hewan liar yang sama. Meski analisis genetik menunjukkan kaitan dengan ular, virus yang dinamai 2019-CoV ini lebih berkemungkinan menjangkiti mamalia seperti tikus dan kelelawar.

Sekitar 70 persen dari seluruh penyakit infeksi yang baru muncul berasal dari hewan liar. Risiko penyebaran patogen (bibit penyakit) pun bertambah besar karena habitat alami hewan-hewan tersebut terganggu oleh kegiatan manusia.

Selain itu, ribuan patogen dari berbagai jenis hewan saling bercampur di pasar hewan liar. Kondisi ini membuka kesempatan bagi virus, bakteri, dan parasit untuk bermutasi menjadi patogen yang jauh lebih berbahaya dan belum ditemukan vaksinnya.

Patogen yang tadinya menjangkiti hewan pun bisa berpindah ke manusia. Proses yang disebut spillover ini biasanya terjadi saat seseorang mengolah daging hewan liar tanpa memerhatikan kebersihan dirinya. Para ilmuwan menduga bahwa novel coronavirus berpindah dari hewan liar ke manusia dengan cara ini.

The post Cegah Coronavirus, Saatnya Berhenti Mengkonsumsi Daging Hewan Liar appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/38EsdnK


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar