Yakin Mau Jadi Bapak Rumah Tangga? Pertimbangkan Dulu Hal Berikut Ini

Dengan berubahnya zaman, berubah pula pakem yang sudah lama dipegang sejak dahulu. Salah satu hal yang “mendobrak pakem” dan masih menjadi topik hangat terutama di Indonesia adalah menjadi seorang bapak rumah tangga.

Bagaimana fenomena ini bisa terjadi?

Stereotip seorang bapak yang umumnya memiliki peran sebagai pencari nafkah mulai pudar. Sekarang wanita karir sudah menguasai berbagai bidang yang dulu hanya digeluti oleh para pria. Tak sedikit juga seorang ibu memiliki penghasilan yang lebih besar daripada sang bapak.

Ditambah, sekarang banyak orang tua yang keberatan untuk menitipkan buah hatinya di daycare atau penitipan anak. Kedua hal tersebut biasanya menjadi faktor utama kemunculan stay-at-home dad atau bapak rumah tangga.

Selain itu, menurut sebuah penelitian, laki-laki di generasi sekarang memiliki beban untuk menghabiskan waktu bersama keluarga yang lebih besar dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa bapak di zaman sekarang lebih memiliki sifat keibuan.

Pertimbangan sebelum menjadi bapak rumah tangga

Sama halnya seperti ibu rumah tangga, kewajiban dan tugas yang perlu dikerjakan tidak mudah. Berikut faktor penting yang perlu dipikirkan secara matang sebelum mengambil keputusan menjadi bapak rumah tangga.

Transisi pekerjaan

Berpindah pekerjaan dari satu perusahaan ke perusahaan lain merupakan masalah sepele jika dibandingkan dengan menjadi bapak rumah tangga. Perubahan akan terjadi di segala sisi.

Contoh paling menonjol adalah jam kerja yang mungkin asalnya hanya 8 jam dapat menjadi 24 jam non-stop karena harus selalu siaga menjaga sang buah hati.

Tentu saja terdapat hal positif dari transisi ini. Anda dapat menghabiskan banyak waktu bersama anak atau dapat melakukan apapun yang Anda mau asalkan tugas utama sudah terpenuhi.

Persetujuan dari keluarga

Saat akan memutuskan menjadi bapak rumah tangga, keluarga besar dari kedua belah pihak pasti akan memberikan pendapat tersendiri. Wajar saja, setiap keluarga memiliki kepercayaan dan tradisi secara turun temurun yang berbeda-beda.

Pastikan keluarga memberikan keputusan yang bernada positif. Berikan penjelasan di balik keputusan Anda menjadi bapak rumah tangga agar keluarga mengerti dan tidak menilai hanya dari permukaan saja.

Kondisi finansial

Memutuskan untuk mengurus rumah berarti meninggalkan pekerjaan dan otomatis pemasukan jadi berkurang. Jangan sampai hanya karena pendapatan istri lebih besar, lalu suami secara spontan memutuskan untuk berhenti bekerja dan menjadi bapak rumah tangga.

Perhitungkan secara rinci kondisi keuangan Anda. Biaya yang diperlukan untuk mengurus anak itu tidak sedikit. Belum lagi keperluan sehari-hari yang tidak bisa dihindari.

Meskipun istri berpenghasilan besar, keluarga pasti akan tetap butuh waktu untuk menyesuaikan akibat pemasukan hanya bersumber dari satu arah.

Siap secara mental

Hambatan terbesar seorang bapak rumah tangga adalah gengsi, terisolasi dari kehidupan sosial, dan stereotip. Jangan lupa, saat menjadi bapak rumah tangga Anda harus mau melakukan tugas seperti bersih-bersih rumah, belanja bulanan, dan mengantar anak ke sekolah.

Beberapa stereotip yang harus dihadapi para bapak rumah tangga adalah:

  • Dianggap pengangguran, memang sulit untuk memperlihatkan jika menjadi bapak rumah tangga adalah sebuah keputusan bukan paksaan atau karena terpaksa.
  • Bukan pria sejati. Sekali lagi stereotip yang mengharuskan seorang pria untuk menjadi bread-winner atau pencari nafkah tidak mudah untuk dihilangkan.
  • Pria tidak bisa menjaga anak sebaik wanita, Anda akan mendapati pendapat seperti ini saat berada di tempat umum. Orang lain pasti selalu memiliki pendapat mengenai hal yang belum lumrah atau masih tabu di kalangan masyarakat umum.

The post Yakin Mau Jadi Bapak Rumah Tangga? Pertimbangkan Dulu Hal Berikut Ini appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/355LYm3


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar