Jika Radiasi Bisa Memicu Kanker, Mengapa Malah Digunakan untuk Pengobatan?

Sekitar 10 persen kasus kanker disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan paparan radiasi. Radiasi dapat berasal dari lingkungan kerja, zat kimia dalam rokok, prosedur medis, hingga sinar ultraviolet. Meski begitu, salah satu metode pengobatan kanker yang paling efektif justru adalah dengan terapi radiasi. Mengapa demikian?

Bagaimana cara radiasi memicu kanker?

Radiasi ada di mana-mana, dan tubuh Anda setiap saat terkena paparannya dari berbagai sumber. Kabar baiknya, dosis radiasi yang berasal dari lingkungan tidak cukup besar untuk memicu kanker. Sel tubuh manusia bisa pulih dengan cepat dari radiasi ini.

Ada dua jenis radiasi, yakni radiasi ionisasi dan non-ionisasi. Radiasi ionisasi adalah radiasi kuat yang dapat merusak DNA sel dan memicu kanker. Sumber radiasi ini antara lain sinar UV, sinar-X, unsur kimia radon dalam rokok, serta tenaga nuklir.

Sementara itu, radiasi non-ionisasi adalah radiasi yang lebih lemah. Sumbernya berasal dari microwave, TV, layar komputer, ponsel, dan perangkat sejenis. Kendati tidak cukup kuat untuk memicu kanker, paparan jangka panjang tetap bisa meningkatkan risikonya.

bahaya radiasi

Paparan radiasi dalam dosis kecil tidaklah berbahaya. Dunia medis bahkan telah lama melakukan pengobatan kanker dengan memanfaatkan efek radiasi. Namun, masalah timbul ketika Anda terpapar radiasi ionisasi dalam dosis tertentu.

Radiasi ionisasi, terutama dalam dosis besar, sangatlah kuat sehingga mampu melepaskan elektron dari atom. Begitu atom tercerai-berai, susunan DNA pun menjadi kacau. DNA bisa terpotong, memanjang, berduplikasi, atau mengalami mutasi lainnya.

DNA adalah unsur terkecil yang menyusun tubuh Anda. Jika DNA rusak, kromosom pun ikut rusak. Kromosom yang rusak menghasilkan sel-sel abnormal. Sel abnormal tersebut lantas membelah secara tak terkendali. Inilah yang disebut sebagai kanker.

Mengapa pengobatan kanker dilakukan dengan radiasi?

Radiasi dalam dosis yang besar memang berisiko menyebabkan mutasi DNA dan memicu kanker. Akan tetapi, mekanisme yang sama ternyata dapat dimanfaatkan untuk membunuh sel-sel kanker dan mencegah penyebarannya.

Terapi radiasi untuk kanker memanfaatkan gelombang berenergi tinggi yang berasal dari sinar-X, sinar gamma, atau tembakan elektron. Gelombang ini akan menghantam DNA sel kanker, kemudian menyebabkan kerusakan. 

cara kerja radioterapi untuk kanker usus besar

DNA sel kanker lalu bermutasi. Kondisi ini mirip dengan proses terjadinya kanker, tapi mutasi DNA justru membuat sel kanker tidak dapat memperbanyak diri. Jaringan kanker pun berhenti tumbuh dan tidak bisa menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Sel-sel normal di sekitar sel kanker biasanya ikut rusak akibat efek radiasi. Namun, pengobatan kanker dengan cara ini menggunakan radiasi yang terkendali. Sel-sel tubuh Anda akan segera pulih dan dapat berfungsi kembali dengan normal.

Apakah terapi radiasi memiliki kekurangan?

Seperti metode pengobatan lainnya, terapi radiasi juga memiliki efek samping. Terapi ini bisa sedikit meningkatkan risiko kanker pada bagian tubuh lain, tapi risikonya jauh lebih kecil dibandingkan manfaat yang akan diperoleh pasien kanker.

Terapi radiasi sangat berguna untuk mengatasi kanker pada stadium awal, mencegah kanker muncul kembali, serta menangani keluhan akibat kanker stadium akhir. Metode ini juga lebih efektif karena cara kerjanya menyasar jaringan kanker secara langsung.

Bagi pasien kanker yang ingin menjalani pengobatan dengan terapi radiasi, hal pertama yang harus dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter. Langkah ini akan membantu Anda mempersiapkan fisik dan mental menjelang pelaksanaan pengobatan.

The post Jika Radiasi Bisa Memicu Kanker, Mengapa Malah Digunakan untuk Pengobatan? appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/2JqOXNY


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar