Saat Sulit Punya Anak, Pilih Inseminasi Ataukah Bayi Tabung?

Inseminasi dan bayi tabung masih menjadi program kehamilan andalan bagi pasangan yang tidak kunjung memiliki keturunan. Keduanya memiliki prosedur dan tingkat keberhasilannya masing-masing serta kriteria yang perlu dipenuhi oleh pasangan yang hendak menjalaninya.

Banyaknya aspek yang harus dilakukan dalam menjalani inseminasi maupun bayi tabung membuat banyak pasangan kesulitan memahami perbedaan keduanya. Lantas, apa perbedaan inseminasi dan bayi tabung? Manakah yang sebaiknya Anda jalani bila sulit memiliki keturunan? Berikut ulasannya.

Susah hamil, haruskah menjalani inseminasi dan bayi tabung?

penyakit kelamin penyebab susah hamil

Hal pertama sekaligus terpenting yang perlu dipahami oleh pasangan suami-istri yang tidak kunjung memiliki keturunan adalah definisi susah hamil itu sendiri.

Parameter jangka waktu pernikahan, bahkan selama lima tahun sekalipun, tidak bisa menjadi indikator bagi seseorang untuk bisa dikatakan susah hamil.

Anda baru termasuk dalam kriteria susah hamil bila telah rutin melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu selama setahun, tapi tidak juga berhasil hamil. Bila kriteria tersebut tidak tercapai, wajar jika kehamilan sulit terjadi.

Lantas, bagaimana jika Anda sudah memenuhi kriteria tersebut, tapi tetap tidak bisa hamil? Apakah ini tanda bahwa Anda harus menjalani inseminasi dan bayi tabung? Atau, adakah suatu trik yang harus dilakukan saat berhubungan seksual? Ternyata, tidak demikian.

Syarat agar kehamilan bisa terjadi adalah adanya penetrasi ke dalam vagina disertai ejakulasi. Serta adanya sel telur untuk dibuahi dan rahim yang sehat.

Berbagai saran yang menyatakan bahwa posisi seks atau makanan tertentu dapat meningkatkan peluang kehamilan tidak terbukti secara ilmiah dan merupakan mitos belaka.

Apa perbedaan inseminasi dan bayi tabung?

bayi tabung

Inseminasi dan bayi tabung seringkali dikaitkan satu sama lain, padahal keduanya memiliki kriteria dan prosedur yang berbeda. Berikut adalah perbedaan keduanya.

1. Inseminasi

Proses inseminasi buatan atau inseminasi intrauterin (IUI) adalah pilihan pertama sebelum Anda memilih program bayi tabung. Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan sperma dalam rongga rahim. Ini bertujuan agar sperma bisa bergerak lebih mudah untuk mencari sel telur.

Mengingat prosesnya sederhana dan pembuahan terjadi secara alamiah, peluang keberhasilan inseminasi tidak begitu besar dibandingkan bayi tabung, yakni sebesar 10-15%. IUI harus dilakukan selama 3 bulan berturut-turut. Jika lebih dari itu, maka angka keberhasilannya dapat menurun hingga kurang dari 10%.

Ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi sebelum menjalani inseminasi. Suami harus memiliki cukup sperma. Istri harus memiliki saluran telur yang berfungsi dengan baik, sel telur yang cukup, serta rongga rahim yang sehat. Gangguan yang terdapat pada rahim harus ditangani terlebih dulu untuk memaksimalkan peluang keberhasilan.

2. Bayi tabung

Program bayi tabung atau fertilisasi in vitro (IVF) dilakukan dengan mengambil sampel sel telur dan sperma, lalu mempertemukan keduanya di laboratorium. Embrio yang terbentuk kemudian dimasukkan ke dalam rahim agar dapat berkembang menjadi janin.

Bayi tabung dipilih bila pasutri tidak memenuhi kriteria untuk IUI atau memang telah memilih metode ini sejak awal. Indikasi yang mengharuskan pasutri untuk memilih IVF misalnya sel sperma terlalu sedikit, saluran telur tersumbat, atau usia wanita telah mencapai 40 tahun ke atas.

Kriteria lain untuk metode ini misalnya pasutri jarang bertemu, pasutri memiliki penyakit tertentu, atau jumlah sel telur terlalu sedikit kendati usia istri masih muda. Berbeda dengan inseminasi, peluang keberhasilan bayi tabung bisa mencapai 60% bila dilakukan sebelum usia 30 tahun dan menjadi kurang dari 45% setelah usia 40 tahun.

Jika tidak subur, apakah solusinya inseminasi dan bayi tabung?

syarat bayi tabung

Istilah tidak subur atau mandul sebenarnya nyaris tidak digunakan lagi berkat perkembangan teknologi dalam kesehatan reproduksi. Selama suami masih memiliki sperma dan istri masih memiliki rahim serta sel telur, selalu ada peluang untuk memiliki anak.

Hal terpenting dalam menangani masalah kesuburan sebetulnya bukan dalam programnya sendiri, melainkan pada faktor yang menyebabkan kehamilan sulit terjadi. Penyebabnya bisa berasal dari kualitas sperma yang kurang, sulitnya pasutri untuk berhubungan intim, penyakit pada organ reproduksi, dan sebagainya.

Setelah memahami penyebabnya, Anda bisa melangkah lebih lanjut menuju program hamil intensif. Tapi, ingat, tidak semua pasutri harus menjalani inseminasi ataupun program bayi tabung karena ada kriteria yang perlu dipenuhi dan kontraindikasi yang harus diwaspadai.

Anda juga perlu memerhatikan faktor waktu dan biaya untuk menjalani kedua program ini. Proses inti dari IUI maupun IVF sebenarnya terbilang singkat, yakni sekitar 2-3 minggu. Namun, Anda akan menghabiskan banyak waktu dan biaya untuk mengoptimalkan kondisi organ reproduksi sebelum menjalani proses inti keduanya.

Apakah ada efek samping dari inseminasi dan bayi tabung?

hamil lewat program bayi tabung ivf

Efek samping dari inseminasi maupun bayi tabung tergantung pada jenis obat-obatan yang dikonsumsi. Obat-obatan ini berguna untuk mematangkan dan merangsang sel telur. Efeknya akan berbeda pada setiap orang dan seringkali tidak bisa diprediksi.

Akan tetapi, Anda tidak perlu cemas. Selama dilakukan dan dikontrol oleh dokter yang benar-benar kompeten, efek samping inseminasi maupun bayi tabung tidaklah membahayakan. Komplikasi pascaprogram sangatlah jarang, dan biasanya muncul karena pasien sebelumnya memiliki penyakit tertentu.

Inilah pentingnya proses screening sebelum menjalani inseminasi dan bayi tabung. Kondisi medis tertentu seperti penyakit jantung bawaan atau penyakit autoimun seperti lupus dapat membahayakan nyawa ibu hamil. Meski demikian, pasien dapat mempertimbangkan untuk menjalani kehamilan asalkan memahami risikonya.

Pada akhirnya, keputusan untuk memilih hamil alami, inseminasi, dan bayi tabung tergantung pada indikasi kesehatan setiap orang. Anda bahkan tidak harus menjalani program kehamilan intensif jika kondisi yang menyebabkan susah hamil telah teratasi.

Metode apa pun yang Anda pilih, program kehamilan harus dilakukan secara efektif dan efisien. Program kehamilan pasti mahal, karena itu pastikan bahwa biaya yang Anda keluarkan digunakan secara efektif. Kesampingkan konsumsi suplemen ataupun prosedur yang tidak diperlukan agar program kehamilan lebih terjangkau.

The post Saat Sulit Punya Anak, Pilih Inseminasi Ataukah Bayi Tabung? appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat http://bit.ly/2IPi0fA


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar