Apa Bedanya Ketosis dan Ketoasidosis?

Ketosis dan ketoasidosis, dua istilah yang serupa namun tak sama. Terkadang banyak orang yang menganggap bahwa kondisi ini serupa. Padahal, ketosis dan ketoasidosis memiliki perbedaan yang mendasar. Seperti apa penjelasannya?

Perbedaan ketosis dan ketoasidosis

Terlepas dari kemiripan nama, sebenarnya kondisi ini adalah dua hal yang berbeda. Perbedaan ketosis dan ketoasidosis tampak jelas pada kondisi yang mendasarinya. Mari kita lihat lebih jelas dalam definisi berikut.

Definisi ketosis

Perbedaan ketosis dengan ketoasidosis, salah satunya adalah ketosis merupakan kondisi adanya keton dalam tubuh. Kondisi ini umumnya tidak berbahaya.

Keton adalah bahan kimia yang diproduksi tubuh Anda saat membakar lemak yang tersimpan. Ketosis bisa terjadi apabila Anda sedang diet rendah karbohidrat, puasa, atau jika terlalu banyak mengonsumsi alkohol.

Ketika mengalami ketosis, artinya tubuh Anda memiliki tingkat keton dalam darah atau urine yang lebih tinggi dari biasanya. Namun, belum cukup tinggi untuk menyebabkan asidosis.

Biasanya, orang yang memiliki ketosis adalah mereka yang memilih diet rendah karbohidrat untuk menurunkan berat badan. Jika, Anda mau mengadopsi jenis diet ini, pastikan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter.

Definisi ketoasidosis

Ketoasidosis mengacu pada kondisi ketoasidosis diabetik (DKA) yang merupakan komplikasi dari diabetes mellitus tipe 1 atau tipe 2. Kondisi ini merupakan kondisi yang mengancam jiwa karena kadar keton dan gula darah yang sangat tinggi.

Kombinasi itu membuat darah Anda terlalu asam sehingga berdampak pada organ internal, seperti hati dan ginjal Anda. Ketoasidosis diabetik dapat terjadi dengan sangat cepat, kurang dari 24 jam.

Beberapa hal dapat menyebabkan DKA, termasuk penyakit, diet yang tidak tepat, atau tidak mengonsumsi insulin dalam dosis yang memadai.

Perbedaan gejala ketosis dan ketoasidosis

Oleh karena dua kondisi ini berbeda, itu sebabnya gejala yang dimunculkan olehnya juga memiliki perbedaan. Apa saja?

Gejala ketosis

Salah satu gejala ketosis adalah bau mulut. Hal ini terjadi lantaran lemak yang dipecah untuk sumber tenaga menghasilkan keton dan juga aseton. Aseton inilah yang kemudian dikeluarkan dari tubuh dalam bentuk urine dan napas.

Gejala ketoasidosis

hilangkan bau mulut

Beberapa gejala ketoasidosis, antara lain:

  • Haus yang ekstrem
  • Sering buang air kecil
  • Dehidrasi
  • Mual
  • Muntah
  • Sakit perut
  • Kelelahan
  • Napas yang berbau buah
  • Sulit untuk bernapas
  • Linglung

Pemicu ketosis dan ketoasidosis

Perbedaan antara ketosis dan ketoasidosis juga tampak jelas pada pemicu terjadinya dua kondisi ini. Kondisi ketosis biasanya dipicu oleh diet rendah karbohidrat (diet ketogenik).

Diet ketogenik membuat tubuh membakar lemak untuk digunakan sebagai sumber energi. Pembakaran ini kemudian menghasilkan keton dalam tubuh.

Sementara itu, ketoasidosis dipicu oleh kurangnya insulin sehingga gula darah tidak dapat dipecah menjadi energi oleh sel tubuh dalam proses metabolisme. Akibatnya, tubuh mulai memecah lemak untuk digunakan sebagai energi dan melepaskan keton ke aliran darah.

Lepasnya keton ke dalam darah yang juga penuh mengandung gula darah menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi dalam darah yang disebut asidosis metabolik. Kondisi ini dapat mengancam jiwa.

Ketoasidosis jarang terjadi pada orang tanpa diabetes, tetapi dapat terjadi pada kasus kelaparan. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Oktober 2015 dalam Journal of Medical Case Reports menemukan bahwa diet rendah karbohidrat yang dikombinasikan dengan laktasi berpotensi memicu ketoasidosis pada wanita tanpa diabetes.

Namun, masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Bagaimana ketosis dan ketoasidosis didiagnosis?

tes ph urine

Meski ketosis dan ketoasidosis memiliki perbedaan, umumnya cara mendiagnosis kedua kondisi ini cukup mirip. Anda bisa melakukan tes darah sederhana untuk mendeteksi tingkat keton dalam darah Anda.

Tes ini dapat dilakukan untuk menentukan apakah Anda memiliki ketosis atau ketoasidosis. Tes urine juga dapat dilakukan di rumah dengan menempatkan dipstick dalam sampel urine Anda. Dipstick akan berubah warna berdasarkan tingkat keton dalam urine Anda.

Mungkin kondisi ketosis tidak segawat kondisi ketoasidosis. Itu sebabnya, penderita diabetes perlu waspada karena berisiko lebih tinggi terkena ketoasidosis saat kadar keton meningkat dan gula darah berada di atas 250 mg/dL. Sebaiknya lakukan tes keton darah untuk memastikan hal ini.

Saat gula darah Anda lebih tinggi dari 240 mg/dL, The American Diabetes Association merekomendasikan untuk memeriksa keton setiap 4-6 jam. Anda dapat memantau gula darah dan keton dengan alat tes yang tersedia di pasaran.

Pengobatan ketosis dan ketoasidosis

penyakit menular di rumah sakit

Lantaran ada perbedaan kegawatan antara ketosis dan ketoasidosis, maka pengobatannya pun berbeda. Penderita ketosis mungkin tak memerlukan perawatan intensif.

Sedangkan, ketoasidosis mungkin membuat Anda perlu dilarikan ke ruang gawat darurat atau menjalani rawat inap di rumah sakit jika merupakan komplikasi diabetes.

Perawatan ketoasidosis biasanya melibatkan:

  • Cairan melalui mulut atau melalui vena
  • Penggantian elektrolit, seperti klorida, natrium atau kalium
  • Insulin intravena sampai kadar gula darah Anda di bawah 240 mg/dL

Kondisi ketoasidosis pada orang dengan diabetes umumnya akan membaik dalam waktu 48 jam. Untuk mencegahnya dokter mungkin akan meninjau ulang perencanaan pola makan dan pengobatan Anda.

The post Apa Bedanya Ketosis dan Ketoasidosis? appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat http://bit.ly/2GzpfWs


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar