4 Hewan di Sekitar Anda yang Ternyata Beracun, Tapi Jarang Disadari (Plus Cara Menghadapinya)

Hewan beracun atau berbisa apa yang pertama kali terlintas di pikiran Anda? Mungkin jawabannya adalah ular dan kalajengking. Namun, masih banyak lagi hewan lainnya yang mungkin sering Anda jumpai (bahkan konsumsi!) di sekitar, tapi ternyata beracun. Apa saja?

 

Beberapa hewan beracun yang jarang diketahui

1. Bulu babi

Bulu babi atau sea urchin masih satu keluarga dengan bintang laut. Namun bedanya, bulu babi dipersenjatai dengan duri berisi kalsium yang beracun di sekeliling tubuhnya. Beberapa spesies memiliki duri berbisa dengan efek samping yang lebih berbahaya dan berpotensi mematikan.

Sengatan dari duri bulu babi bisa sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan reaksi alergi, kelelahan tiba-tiba, kelemahan tubuh, nyeri otot, kelumpuhan sementara, kerusakan kulit di sekitar area sengatan, kerusakan tulang, hingga syok. Meski jarang, sengatan duri bulu babi dapat menyebabkan gangguan pernapasan hingga bahkan kematian.

Duri bulu babi bisa tertinggal di kulit. Semakin lama Anda membiarkannya, akan semakin sulit untuk dikeluarkan. Karena itu, langsung cepat keluarkan durinya setelah Anda disengat. Namun, jangan pakai pinset untuk mengambilnya karena duri dapat pecah di dalam dan tertinggal di kulit. Jika ini terjadi, rendam kaki Anda dengan cuka atau air hangat.

Kompres hangat dan obat pereda nyeri seperti ibuprofen dapat membantu meredakan rasa sakit dan bengkaknya. Jika bekas luka memerah atau gatal, oleskan krim hidrokortison yang bisa Anda beli di apotek tanpa resep.

2. Ikan buntal

Ikan buntal atau blowfish sering dibudidayakan menjadi ikan konsumsi, terutama di Jepang. Di Indonesia sendiri, ikan buntal juga kerap dipelihara sebagai ikan hias.

Sayangnya, ikan buntal dikenal sebagai vertebrata paling beracun kedua di dunia setelah katak racun emas. Organ hati (liver) ikan buntal mengandung dosis tetrodotoxin yang cukup tinggi. Tetrodotoxin adalah salah satu jenis racun yang paling mematikan. Dosis kecil dari tetrodotoxin juga terdapat pada kulit ikan tersebut.

Gejala umum dari keracunan ikan buntal umumnya dimulai dengan mati rasa dan kesemutan di sekitar mulut, hingga mual dan muntah yang terjadi 10-45 menit setelah terpapar racun ikan buntal. Jika tidak segera mendapat pengobatan medis, tubuh bisa perlahan lumpuh, hilang kesadaran, sulit bernapas, hingga bahkan bisa menyebabkan kematian.

Pertolongan pertama yang harus diberikan pada korban racun ikan buntal adalah memaksakan muntah dalam waktu 3 jam setelah terakhir kali memakannya. Segera miringkan badannya sehabis muntah agar tidak tersedak dan tercekik muntahannya sendiri. Beri napas buatan (CPR) jika korban tampak tidak bisa bernapas. Larikan korban ke rumah sakit sesegera mungkin untuk mendapatkan obat penawarnya.

3. Ikan lepu batu (stonefish)

Perairan Indonesia nampaknya menjadi hunian ideal bagi sejumlah hewan beracun. Setelah bulu babi, ikan buntal, dan ubur-ubur kotak, Anda juga perlu mewaspadai ikan lepu batu.

Ikan lepu batu (Synanceia verrucosa) adalah salah satu ikan yang racunnya paling mematikan di dunia. Menariknya meski ikan ini termasuk jarang ditemukan di alam liar, orang-orang Indonesia justru membudidayakannya dengan harga jual yang sangat tinggi untuk dipelihara atau bahkan dimakan.

Ikan batu memiliki jarum beracun mematikan di wajahnya yang tersembunyi dan akan keluar seperti “pisau lipat” ketika merasa terancam. Racun ika batu bisa menyebabkan kerusakan saraf yang melumpuhkan dan fatal, apalagi bila dosisnya besar. Efeknya akan paling berbahaya jika masuk ke dalam tubuh lewat sentuhan. Racun akan langsung pecah dan rusak dalam sistem pencernaan manusia, sehingga efek yang muncul mungkin tidak seberat lewat sentuhan.

Setelah terkena paparan racun ikan batu, segera rendam atau kompres bagian kulit yang luka dengan air panas (tidak mendidih). Suhu panas akan mengurai protein dari racun tersebut sehingga mencegahnya menyebar lebih jauh ke dalam tubuh. Selanjutnya segera ke rumah sakit untuk mendapatkan obat penawar racun. Terlambat mendapatkan pengobatan lebih dari 2 jam setelah paparan berisiko tinggi berakhir pada kematian.

4. Komodo

Siapa yang tidak kenal dengan reptil terbesar di dunia yang juga menjadi ikon pariwisata Indonesia yang satu ini?

Komodo (Varanus komodoensis) adalah hewan beracun. Racun dari gigitan komodo dapat menyebabkan kelumpuhan otot, menurunkan tekanan darah sangat cepat dan drastis, gangguan pembekuan darah, hingga infeksi luka parah. Reaksi ini sebagian besar diakibatkan oleh bakteri yang hidup dalam liur komodo dan kemudian masuk ke dalam aliran darah.

Reptil yang punya julukan “Naga” ini sebenarnya merupakan binatang penyendiri dan tidak memangsa manusia. Namun, sama seperti binatang lainnya, komodo dapat menyerang manusia apabila merasa terancam. Tidak semua kasus serangan komodo pada manusia berakhir mematikan. Barulah pada 2007, seekor komodo diberitakan menggigit dan membunuh seorang anak laki-laki berusia 8 tahun di Pulau Komodo. Kasus ini menandai serangan komodo fatal pertama pada manusia dalam 33 tahun terakhir, lapor The Smithsonian Magazine.

 

The post 4 Hewan di Sekitar Anda yang Ternyata Beracun, Tapi Jarang Disadari (Plus Cara Menghadapinya) appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/2OKttw2


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar