Main Boneka di Usia Lanjut Ternyata Bisa Bantu Atasi Penyakit Pikun

Boneka sangat identik sebagai koleksi atau mainan anak perempuan. Bukan sekadar menghibur, main boneka memiliki segudang manfaat, terutama dalam mendukung tumbuh kembang anak. Ternyata, manfaatnya juga berdampak pada lansia, khususnya untuk menangani pasien Alzheimer atau demensia. Bagaimana boneka bisa mengatasi gejala alzheimer?

Sekilas mengenai penyakit alzheimer

Penyakit Alzheimer adalah kondisi penurunan fungsi otak, khususnya dalam daya ingat dan kemampuan untuk berpikir, berkomunikasi, atau membuat penilaian sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Penyakit ini biasanya banyak terjadi pada orang yang berusia 65 tahun atau lebih.

Seiring berkembangnya penyakit, daya ingat yang semakin buruk membuat pasien Alzheimer sulit untuk mengenali keluarga. Sebagian besar pasien juga memiliki kondisi fisik lain sehingga memerlukan bantuan orang-orang di sekitarnya dalam beraktivitas maupun untuk merawat diri mereka sendiri.

Walaupun tidak bisa disembuhkan, gejala Alzheimer masih bisa dikelola dengan pengobatan dan terapi. Namun, perawatan untuk pasien tidak sembarangan diberikan. Perawatan harus disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien, seberapa parah penyakit, seberapa ampuh obat bekerja, dan adakah pengasuh atau orang memang fokus untuk merawatnya.

Main boneka bantu atasi gejala Alzheimer atau demensia

Terapi yang sedang dikembangkan untuk mengatasi gejala alzheimer adalah terapi boneka. Di berbagai negara maju, rumah perawatan untuk lansia dengan Alzheimer telah menggunakan cara ini untuk menenangkan pasien. Faktanya, boneka yang biasanya menjadi mainan anak-anak ini diyakini memberikan efek yang baik pada orang dengan alzheimer.

Dilansir dari WebMD, Ruth Drew, direktur informasi, layanan dan dukungan untuk Alzheimer’s Association berkata, “Banyak orang dengan Alzheimer merasa bosan dan mungkin menjadi depresi, gelisah, atau tidak bahagia karena mereka tidak terlibat dalam banyak kegiatan”.

mengatasi gejala alzheimer

Bagaimana boneka diyakini bisa membantu mengurangi gejala Alzheimer?

Boneka inilah yang bisa memperbaiki suasana hati pasien, menenangkan mereka dari kegelisahan, dan memberi rasa persahabatan di saat pasien merasa terisolasi dengan orang di sekitar yang sulit untuk diingatnya.

Kemudian, bermain boneka juga membuat lansia yang tidak dapat berpartisipasi dalam banyak kegiatan merasa dibutuhkan dan berguna karena bertanggung jawab dalam merawat boneka. Apalagi boneka juga mengurangi rasa kesepian pasien dengan membawa kembali kenangan indah para pasien saat menjadi orangtua.

Sayangnya, penelitian yang mendukung hal ini masih sangat terbatas.  Hanya pasien wanita yang bisa melakukannya, dan ada pula yang tidak setuju dengan terapi boneka ini. Keluarga pasien merasa khawatir dengan bagaimana tanggapan orang disekitarnya. Mereka merasa bahwa boneka adalah mainan untuk anak-anak sehingga tidak cocok untuk dijadikan terapi untuk pasien yang usianya sudah sangat tua.

Selain itu, kemungkinan lain dari terapi boneka juga bisa memperburuk kondisi pasien. Misalnya saja pasien yang sudah sangat terikat dengan boneka akan mengalami kecemasan ketika bonekanya rusak atau tidak berada di sampingnya.

Jadi, mereka lebih memilih untuk meningkatkan fungsi otak dan meringankan gejala alzheimer dengan seni dan musik sebagai terapi. Bahkan masih banyak kegiatan lain yang bisa dijadikan terapi, seperti berkebun, menari, atau memelihara binatang kesayangan.

Namun, Drew tidak melarang bila pasien tetap ingin melakukan terapi boneka. Selama boneka bisa memberikan kenyamanan pada pasien. Terlebih, cara ini termasuk aman untuk meningkatkan kualitas hidup orang dengan Alzheimer, meskipun penelitian yang ada tidak menunjukkan bukti yang kuat. Yang terpenting adalah peran keluarga untuk selalu mendukung dan berada di samping pasien Alzheimer.

The post Main Boneka di Usia Lanjut Ternyata Bisa Bantu Atasi Penyakit Pikun appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/2McgMIR


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar