3 Risiko Bahaya yang Perlu Diwaspadai Jika Mengalami Endometriosis Saat Hamil

Setiap perempuan ingin memiliki kehamilan yang sehat. Di sisi lain, tak bisa dipungkiri bahwa ibu hamil rentan mengalami berbagai masalah kesehatan selama masa mengandung. Salah satu masalah kehamilan yang banyak terjadi adalah endometriosis. Apa efeknya jika ibu mengalami endometriosis saat hamil? Adakah risikonya bagi tumbuh kembang bayi dalam kandungan?

Endometriosis saat hamil tidak boleh disepelekan

Endometriosis adalah pertumbuhan jaringan lapisan dinding rahim (endometrium) di luar rahim, paling umum di tuba fallopi Anda. Jaringan ini tetap berfungsi seperti jaringan rahim normal, maka juga akan meluruh menjadi darah saat menstruasi. Namun karena tumbuhnya di luar rahim, darah tidak dapat mengalir ke luar tubuh dan terjebak di dalam. Kondisi ini dapat menyebabkan peradangan yang mengakibatkan rasa nyeri berlebihan saat menstruasi.

Endometriosis pada umumnya menyulitkan wanita untuk bisa hamil. Meski begitu, tidak jarang pula ada wanita yang mengalami endometriosis saat hamil. Peningkatan hormon progesteron saat hamil dapat menghentikan gejala nyeri hebatnya untuk sementara, karena progesteron menghentikan pembentukan dan peluruhan endometrium.

Akan tetapi, hormon estrogen juga ikut meningkat di saat yang bersamaan. Hormon ini dapat memicu pertumbuhan endometrium sehingga rasa nyeri akibat endometriosis saat hamil mungkin masih dapat dirasakan oleh beberapa wanita.

Faktor hormon kehamilan, kesehatan fisik, dan keparahan gejala endometriosis yang dialami wanita sebelum hamil juga dapat memengaruhi timbulnya gejala saat hamil. Endometriosis adalah penyebab dari peradangan kronis dalam tubuh, sehingga dapat meningkatkan risiko masalah kehamilan yang dialami oleh ibu hamil. Selain itu, efek endometriosis akan kembali lagi ketika Anda sudah tidak lagi hamil dan menyusui.

mengatasi bayi sungsang

Risiko komplikasi kehamilan yang disebabkan endometriosis

Peradangan dan kerusakan jaringan endometrium yang disebabkan oleh endometriosis, bersamaan dengan perubahan hormon saat hamil, bisa meningkatkan beberapa risiko komplikasi kehamilan. Di antaranya:

Keguguran

Sejumlah studi telah menunjukkan bahwa risiko keguguran cenderung lebih tinggi dialami oleh perempuan yang memiliki endometriosis saat hamil. Keguguran yang disebabkan oleh endometriosis dapat terjadi pada usia kehamilan berapapun, tapi umum terjadi di usia yang sangat dini atau sekitar kurang dari 12 minggu usia kehamilan.

Keguguran tidak dapat dicegah. Namun, penting bagi Anda untuk mengenali tanda-tanda keguguran yang harus diwaspadai untuk segera mendapatkan pertolongan medis dan mencegah komplikasi lebih lanjut. Tanda dan gejala keguguran yang umum adalah perdarahan vagina berat, perut kram hebat, dan nyeri punggung bawah.

Plasenta previa

Plasenta previa terjadi ketika seluruh atau sebagian plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim (serviks) ibu selama bulan-bulan akhir kehamilan menjelang kelahiran bayi. Plasenta previa meningkatkan risiko robeknya lapisan plasenta dan menyebabkan perdarahan sebelum maupun selama proses melahirkan, yang bisa membahayakan ibu dan bayi.

Jika Anda memiliki endometriosis saat hamil, risiko Anda mengalami plasenta previa bisa meningkat. Ketika perdarahan saat melahirkan terjadi akibat placenta previa, Anda akan perlu segera mendapatkan transfusi darah dan menjalani operasi caesar.

Untuk menghindari risiko ini, dokter mungkin akan menganjurkan Anda untuk menghindari kegiatan yang membutuhkan banyak aktivitas fisik termasuk, hubungan seksual dan berolahraga.

Melahirkan prematur

Ibu hamil yang mengalami endometriosis berisiko tinggi untuk melahirkan prematur di bawah usia 37 minggu. Persalinan prematur dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat rendah (BBLR) dan berbagai gangguan tumbuh kembang. Bayi prematur juga umumnya membutuhkan penanganan medis intensif segera setelah dilahirkan.

Oleh karena, perhatikan beberapa tanda dan gejala Anda mungkin akan melahirkan prematur, seperti:

  • Kontraksi berulang seperti pengerasan otot di sekitar perut yang dapat disertai atau tanpa rasa nyeri.
  • Perubahan pada cairan vagina seperti lendir yang berwarna bening ataupun disertai darah.
  • Tekanan secara tiba-tiba di area panggul.

vagina sakit saat hamil

 

Mungkinkah persalinan bisa lancar ketika punya endometriosis saat hamil?

Hamil dengan endometriosis merupakan kondisi yang sangat berisiko terhadap banyak komplikasi kesehatan. Namun, ibu hamil masih dapat memiliki kehamilan yang aman dan melahirkan dengan selamat hingga akhir masa. Untuk mencapai hal ini diperlukan pengawasan ekstra ketat dan konsultasi dengan dokter secara rutin. Segera laporkan ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala yang tidak biasa atau ketika mengalami tanda dari komplikasi-komplikasi di atas sedini mungkin.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek endometriosis saat hamil

Endometriosis biasanya dapat ditangani dengan terapi hormon, tapi metode pengobatan ini tidak berlaku bagi ibu hamil.

Endometriosis saat hamil hanya dapat diatasi dengan meringankan gejala yang timbul, seperti dengan minum obat pereda nyeri untuk mengurangi rasa sakitnya. Penggunaan obat ini pun perlu Anda konsultasikan dulu dengan dokter terkait frekuensi dan dosis obatnya yang aman.

Beberapa hal lain yang lain dapat dilakukan seperti relaksasi dengan berendam air hangat, mencegah sembelit dengan mengonsumsi makanan kaya serat, serta olahraga ringan seperti berjalan kaki dan yoga untuk mengatasi nyeri punggung saat hamil.

The post 3 Risiko Bahaya yang Perlu Diwaspadai Jika Mengalami Endometriosis Saat Hamil appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat https://ift.tt/2r780CY


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar