Benarkah Memanaskan Makanan Berkali-kali Bikin Gizinya Hilang?

Memanaskan makanan memang praktis. Terutama kalau Anda tak punya banyak waktu untuk masak dulu setiap kali mau makan. Akan tetapi, kebiasaan seperti ini ternyata dapat menurunkan kadar nutrisi pada makanan. Seberapa banyak zat gizi yang hilang karena suka menghangatkan makanan? Adakah jenis masakan tertentu yang sama sekali tidak boleh dipanaskan? Simak jawabannya di bawah ini.

Kenapa memanaskan makanan bisa mengurangi kandungan zat gizinya?

Memasak dengan teknik yang benar memang sangat diperlukan agar dapat membunuh bakteri, menghindarkan Anda dari risiko penyakit infeksi, serta membuat makanan jadi bisa dicerna. Namun, ternyata proses memasak yang salah (suhu terlalu tinggi atau proses terlalu lama) dan kebiasaan memanaskan makanan berulang-ulang dapat menurunkan kadar nutrisi yang terkandung di dalamnya.

Salah satu nutrisi penting yang akan terbuang adalah vitamin C. Padahal, vitamin C memiliki peranan yang sangat penting dalam kesehatan tubuh, seperti membantu mencegah terjadinya anemia, membantu melindungi fungsi pendengaran, dan kemampuan unik lainnya.

Memanaskan berkali-kali atau bahkan memasak terlalu lama pun rupanya bisa menurunkan 50-80 persen kandungan vitamin C pada makanan. Misalnya, saat Anda memasak bayam selama 5 menit, sebanyak 11 persen kandungan vitamin C akan hilang. Memasaknya hingga 30 menit berarti sebesar 60 persen kandungan vitamin C akan hilang.

Karena itu, bila sayur bayam sudah matang, kemudian Anda panaskan lagi selama beberapa menit, akan semakin banyak kandungan vitamin C-nya yang hilang.

Contoh lainnya yaitu wortel. Ketika Anda memasak selama 5 menit, kandungan vitamin C pada wortel akan hilang sebanyak 16 persen. Bila wortel dipanaskan atau dimasak hingga total 30 menit, sebanyak 50 persen vitamin C akan hilang.

Selain kandungan vitamin, kandungan enzim pada makanan seperti kacang-kacangan juga akan menurun. Enzim ini berperan dalam menjaga kesehatan sistem pencernaan Anda. Pemanasan makanan yang dilakukan berulang kali ternyata juga dapat menurunkan kandungan antioksidan yang terdapat pada makanan. Padahal, antioksidan berfungsi untuk menangkal radikal bebas, mencegah terjadinya penuaan, dan memiliki dampak yang baik bagi kesehatan kulit.

Nutrisi lain seperti asam folat juga akan menurun pada makanan yang mengalami proses pemasakan dan pemanasan berulang. Penelitian yang dilakukan pada kentang yang telah dipanggang, didinginkan, lalu dipanaskan ternyata mengalami penurunan kadar asam folat dari kandungan 100 persen menjadi 86 persen. Padahal asam folat beperan sangat penting dalam perkembangan otak (terutama pada ibu hamil).

memanaskan makanan untuk sahur

Perhatikan juga cara Anda memanaskan makanan

Berdasarkan penelitian dalam Journal of Food Science and Technology, memasak atau memanaskan ikan teri dengan cara digoreng akan semakin menyebabkan kehilangan zat gizi. Selain itu, kandungan lemak pada makanan yang diproses dengan cara digoreng ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan makanan yang diproses dengan teknik kukus atau panggang.

Maka, jika Anda menggoreng lauk pauk berkali-kali supaya tetap hangat sebelum dimakan, nutrisinya akan berkurang dan kadar lemaknya justru bertambah.

Cara mempertahankan zat gizi saat memanaskan makanan

Bukan berarti Anda dilarang sama sekali untuk menghangatkan makanan. Anda masih boleh melakukannya, tapi sebaiknya perhatikan tips-tips berikut agar tak banyak zat gizi yang hilang dari makanan.

  • Panaskan makanan dalam waktu yang singkat saja, jangan sampai terlalu lama.
  • Jangan menambahkan terlalu banyak air ketika memanaskan makanan. Ini penting untuk mencegah semakin banyaknya nutrisi yang “keluar” dan pindah ke air atau kuahnya. Kecuali jika Anda memang akan menghabiskan semua kuahnya.
  • Jangan memanaskan makanan berulang-ulang kali.

The post Benarkah Memanaskan Makanan Berkali-kali Bikin Gizinya Hilang? appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat http://ift.tt/2pwwJk1


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar