Multiple System Atrophy (MSA), Gangguan yang Bisa Sebabkan Kelumpuhan Pada Lansia

Multiple system atrophy (disingkat MSA) adalah gangguan sistem saraf yang ditandai hilangnya fungsi sistem saraf dalam mengatur tubuh secara perlahan. Permulaan MSA terjadi ketika sel saraf otak dan tulang belakang mengalami kematian. Kondisi ini akan bertambah parah, tergantung pada jumlah sel saraf yang mati.

MSA menyebabkan seseorang kesulitan untuk bergerak bebas. Tidak hanya itu, MSA juga ditandai dengan kombinasi beberapa gangguan saraf otonom yang berperan dalam fungsi tubuh tidak sadar atau yang tidak diperintah oleh otak. Contohnya proses pencernaan, pernapasan, dan pengaturan pembuluh darah.

MSA tergolong penyakit saraf yang langka dan mungkin terjadi pada orang lanjut usia (lansia), khususnya yang sudah berusia 50 tahun ke atas. Gejala MSA bisa muncul dan berkembang dalam waktu yang sangat cepat, yaitu dalam kurun waktu lima hingga sepuluh tahun. MSA dapat menyebabkan disabilitas karena hilangnya fungsi saraf otonom dan saraf pada anggota gerak sehingga pasien menjadi lumpuh, hanya dapat berbaring di tempat tidur.

Ciri-ciri dan gejala multiple system atrophy

Kondisi MSA sangat sulit dikenali sejak munculnya gejala awal. MSA juga sulit dibedakan dengan penyakit Parkinson karena gejala yang sangat mirip. Gejala awal yang dapat terjadi pada penderita MSA diantaranya:

  • Badan terasa kaku dan kesulitan bergerak.
  • Gangguan koordinasi seperti kesulitan menggenggam dan berjalan.
  • Kesulitan berbicara.
  • Mengalami hipotensi (tekanan darah rendah) sehingga merasa pusing.
  • Tekanan darah turun ketika berganti posisi dari duduk ke berdiri atau dari berdiri ke duduk.
  • Gangguan dalam mengendalikan otot kandung kemih.

Selain gejala di atas, MSA juga dapat terjadi dengan pola spesifik yang dibedakan menjadi dua tipe, yaitu parkinsonian MSA dan cerebellar MSA. Berikut informasi lengkapnya.

  • Parkinsonian multiple system atrophy (MSA-P) merupakan tipe MSA yang paling umum dan memiliki gejala yang mirip dengan penyakit Parkinson. MSA-P sering ditandai dengan gejala berikut ini.
    • Otot kaku.
    • Kesulitan melipat tangan dan kaki.
    • Pergerakan tubuh lambat.
    • Tremor (meskipun agak jarang).
    • Gangguan postur tubuh, misalnya kesulitan berdiri tegak.
    • Gangguan keseimbangan, misalnya sering jatuh.
  • Cerebellar multiple system atrophy (MSA-C) adalah gangguan MSA yang terjadi akibat kematian sel saraf otak sebagian yang menyerang sel saraf otonom sehingga memicu gejala-gejala di bawah ini.
    • Gangguan keseimbangan.
    • Kesulitan menelan.
    • Gangguan berbicara.
    • Pergerakan mata abnormal.

Berbeda dengan penyakit Parkinson pada lansia, MSA cenderung berkembang lebih cepat. Penderita MSA akan membutuhkan alat bantu dalam beberapa tahun sejak gejala MSA muncul untuk pertama kalinya. Dalam perkembangan penyakitnya penderita MSA dapat mengalami hal-hal berikut.

  • Otot memendek di sekitar persendian tangan dan kaki sehingga mengalami kesulitan untuk bergerak.
  • Pisa syndrome, yaitu gangguan postur abnormal sehingga tubuh miring ke satu sisi seperti menara Pisa.
  • Antecollis, yaitu gangguan yang menyebabkan leher bengkok kedepan dan kepala turun
  • Mengalami depresi dan gangguan kecemasan.
  • Mengalami gangguan tidur.

Apa penyebab multiple system atrophy?

Tidak diketahui penyebab dari munculnya MSA secara pasti karena kasusnya yang langka dan terjadi secara acak tanpa pola tertentu. Kerusakan pada MSA terjadi akibat penumpukan protein alpha-synuclein pada glia, yaitu sel yang menyangga saraf otak. Penumpukan tersebut juga mengganggu proses pembentukan selubung saraf otak myelin. Akibatnya, sistem kerja otak pun terganggu.

membujuk orang tua menggunakan perawat lansia

Komplikasi multiple system atrophy

Perkembangan MSA pada setiap individu berbeda-beda. Namun, kondisi MSA tidak dapat membaik. Seiring dengan perkembangan penyakit, kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari menjadi menurun. Beberapa komplikasi yang dapat disebabkan oleh MSA diantaranya:

  • Gangguan pernapasan, terutama saat sedang tidur.
  • Cedera karena terjatuh yang disebabkan gangguan keseimbangan atau saat kehilangan kesadaran (pingsan).
  • Kerusakan permukaan kulit akibat tubuh tidak bergerak.
  • Kesulitan menelan makanan.
  • Vocal cord paralysis, yaitu gangguan yang menyebabkan kesulitan berbicara dan bernapas.

Biasanya seseorang yang punya MSA dapat hidup sekitar 10 tahun semenjak gejala MSA pertama kali dilaporkan. Namun, kemungkinan bertahan hidup dari MSA sangat bervariasi. Bahkan dalam kasus tertentu, harapan hidup pasien bisa mencapai belasan tahun. Dampak fatal akibat MSA sering disebabkan oleh gangguan saluran pernapasan.

Perawatan pasien multiple system atrophy

Hingga saat ini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan atau menghambat perkembangan kerusakan sel saraf akibat MSA. Karena itu, perawatan yang diberikan hanya fokus untuk meningkatkan kualitas hidup serta kenyamanan pasien.

Pasien MSA memerlukan berbagai alat bantu yang spesifik sesuai dengan gejalanya. Kesulitan berbicara dapat diatasi dengan melakukan terapi bicara. Sedangkan gangguan makan bisa diatasi dengan selang khusus untuk mengalirkan bahan makanan. Terapi anggota gerak dan menggerakan alat bantu gerak diperlukan untuk mengurangi ketergantungan penderita MSA dalam melakukan aktivitas sehari-hari.

Lebih jauh, dokter dan perawat akan memberi tahu Anda perawatan seperti apa yang dibutuhkan pasien seiring berjalannya waktu. Pasien juga mungkin akan memerlukan bantuan perawat pribadi untuk menjalani aktivitasnya sehari-hari. Anda harus peka dalam melihat kebutuhan pasien.

The post Multiple System Atrophy (MSA), Gangguan yang Bisa Sebabkan Kelumpuhan Pada Lansia appeared first on Hello Sehat.



from Hello Sehat http://ift.tt/2ycRG9w


tonton juga video ini
Daftar Unik Skandal Sera Amane
Daftar Unik 5 peraturan sekolah

Komentar